Oleh: Cakra Achmad
Konsultan dan Relawan Kemanusiaan
Pada tahun 2024, sebuah amandemen signifikan terhadap standar sistem manajemen ISO telah diperkenalkan, yang menambahkan isu-isu perubahan iklim sebagai elemen penting dalam klausul persyaratan compliance dan audit sertifikasi. Amandemen ini menekankan bahwa setiap organisasi yang ingin mematuhi standar ISO, baik dalam bidang manajemen lingkungan (ISO 14001), manajemen mutu (ISO 9001), manajemen risiko (ISO 31000), manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, (ISO 45001), manajemen energi (ISO 50001), atau standar manajemen lainnya, harus secara eksplisit mempertimbangkan dampak dan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dalam implementasi dan pengelolaan sistem manajemennya. Ini menandai pergeseran paradigma dalam cara standar ISO mengintegrasikan isu-isu keberlanjutan global, seperti perubahan iklim, ke dalam kerangka tata kelola perusahaan.
Penambahan Persyaratan Perubahan Iklim dalam Sistem Manajemen ISO
Amandemen ini memperkenalkan beberapa poin kunci yang harus dipenuhi oleh organisasi yang ingin tetap patuh terhadap standar ISO, khususnya terkait isu-isu perubahan iklim, di antaranya:
- Identifikasi Risiko dan Peluang Perubahan Iklim: Organisasi diharuskan mengidentifikasi risiko dan peluang yang timbul dari perubahan iklim terhadap operasional, produk, dan layanan mereka. Ini meliputi dampak langsung dari cuaca ekstrem, peningkatan suhu, hingga implikasi jangka panjang terhadap rantai pasokan.
- Strategi Mitigasi dan Adaptasi: Setiap organisasi harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, serta strategi adaptasi untuk meningkatkan ketahanan operasional mereka terhadap dampak perubahan iklim.
- Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan: Amandemen ini juga memperkuat peran tanggung jawab sosial dan lingkungan organisasi, dengan menekankan perlunya tindakan proaktif dalam melindungi lingkungan dan komunitas yang terkena dampak perubahan iklim.
- Audit Lingkungan yang Berfokus pada Iklim: Proses audit ISO kini akan mencakup penilaian atas bagaimana organisasi mematuhi persyaratan ini, termasuk langkah-langkah yang diambil untuk menilai dan mengurangi jejak karbon mereka serta keberhasilan implementasi rencana adaptasi iklim.
- Pelaporan dan Transparansi: Dalam audit sertifikasi ISO yang baru, organisasi diharuskan untuk melaporkan secara teratur bagaimana perubahan iklim mempengaruhi bisnis mereka dan langkah-langkah apa yang telah diambil untuk mengelolanya.
Internasional Standar dan Global Volunteers Gathering 2024: Pengurangan Risiko Bencana akibat Perubahan Iklim
Amandemen terbaru ISO yang mengintegrasikan perubahan iklim sebagai persyaratan compliance dan audit ini menjadi topik sentral dalam pertemuan Global Volunteers Gathering 2024, yang akan berlangsung pada 16-20 Desember di Banda Aceh, Indonesia. Pertemuan ini tidak hanya memperingati 20 tahun tragedi tsunami Aceh yang memicu perhatian global terhadap pengurangan risiko bencana, tetapi juga memperkuat komitmen komunitas internasional terhadap pengurangan dampak bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dalam acara ini, profesional, organisasi, dan korporasi akan terlibat dalam diskusi dan berbagi praktik terbaik terkait pengurangan risiko bencana akibat perubahan iklim. Mereka juga akan membahas peran penting tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang semakin diakui sebagai bagian integral dari tata kelola organisasi yang bertanggung jawab.
Relevansi dengan Penerapan ESG (Environment, Social, Governance)
Amandemen terbaru ISO 2024 ini sangat relevan dengan penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dalam organisasi dan korporasi. Prinsip ESG telah berkembang menjadi indikator utama dalam mengukur keberlanjutan dan dampak sosial dari suatu organisasi, dan sekarang diintegrasikan lebih dalam ke dalam standar ISO. Berikut beberapa relevansinya:
- Lingkungan (Environment): Amandemen ini memaksa organisasi untuk secara langsung mempertimbangkan dampak lingkungan dari operasional mereka, seperti pengurangan emisi karbon dan strategi adaptasi terhadap risiko iklim. Hal ini berkontribusi pada pelaksanaan komponen “E” dalam ESG.
- Sosial (Social): Tanggung jawab sosial yang diperkuat oleh ISO, termasuk perlindungan masyarakat dari risiko perubahan iklim, selaras dengan pilar sosial dalam ESG. Organisasi harus lebih memperhatikan dampak sosial dari operasional mereka, khususnya dalam konteks keberlanjutan dan ketahanan komunitas.
- Tata Kelola (Governance): Tata kelola yang baik kini mencakup kepatuhan terhadap standar keberlanjutan yang lebih ketat. Organisasi yang mengadopsi prinsip ESG perlu memperkuat pengelolaan risiko perubahan iklim, memastikan bahwa strategi adaptasi dan mitigasi diterapkan dan diaudit secara efektif.
Dampak bagi Profesional dan Organisasi
Dengan adanya amandemen ini, profesional yang bertanggung jawab atas sistem manajemen organisasi, auditor ISO, serta praktisi ESG, dihadapkan pada tantangan baru untuk memastikan bahwa perubahan iklim menjadi bagian integral dari kebijakan dan prosedur operasional. Organisasi yang tidak melakukan penyesuaian yang diperlukan dapat menghadapi risiko kehilangan sertifikasi ISO, yang dapat berdampak buruk pada reputasi dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang lebih ketat.
Sebaliknya, organisasi yang berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti mitigasi perubahan iklim dan tanggung jawab sosial, dalam sistem manajemen mereka, akan mendapatkan manfaat dalam bentuk pengakuan publik, kelayakan investasi, dan ketahanan jangka panjang.
Amandemen terbaru ISO 2024 yang menambahkan persyaratan perubahan iklim dalam compliance dan audit sistem manajemen menandai langkah penting dalam perjalanan global menuju keberlanjutan. Topik ini menjadi fokus utama dalam pertemuan Global Volunteers Gathering 2024 di Banda Aceh, Indonesia, yang berupaya mempertemukan profesional dan organisasi untuk berbagi pengetahuan dan strategi dalam mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim. Selain itu, penerapan amandemen ini memperkuat relevansi prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG), menjadikannya lebih dari sekadar tren, tetapi sebagai bagian krusial dari tata kelola organisasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial.