Martunis Ronaldo: Dari Penyintas Menjadi Duta Kemanusiaan Global
Catatan: Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh
Oleh: Cakra Achmad
Relawan Gemma 9
21 Desember 2024, Banda Aceh, Indonesia – Setelah gelombang tsunami dahsyat menghantam pesisir Aceh, hampir 20 tahun lalu, nama Martunis Ronaldo masih membekas, bukan hanya sebagai simbol ketangguhan penyintas tetapi juga sebagai sosok yang menginspirasi dunia. Namun, kisah Martunis bukanlah sekadar tentang bertahan hidup. Ini adalah kisah tentang seorang penyintas, kini telah menyatakan kesediaannya menjadi duta platform digital global: Disaster and Climate Technology Hub yang diluncurkan Jumat, 20 Desember 2024 di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Insya Allah, Martunis Ronaldo akan membawa pesan keberanian, harapan, dan tanggung jawab terhadap dunia yang makin rapuh.
Martunis baru berusia tujuh tahun ketika tsunami menghancurkan desanya di Aceh pada 26 Desember 2004. Ditemukan terombang-ambing di laut setelah hampir tiga minggu, kisahnya menjadi berita utama di seluruh dunia. Sosok mungilnya yang mengenakan jersey playmaker Portugal, Rui Costa Nomor pungung 10 memikat perhatian publik, termasuk sang bintang sepak bola hristiano Ronaldo. Hubungan mereka melahirkan babak baru dalam kehidupan Martunis.
Namun, di balik sorotan media internasional, perjalanan Martunis tidaklah mudah. Kehilangan keluarga, dan adaptasi terhadap kehidupan baru sebagai figur publik menjadi tantangan besar. “Saya selalu merasa, hidup saya diselamatkan untuk suatu tujuan yang lebih besar,” kata Martunis dalam sebuah wawancara eksklusif.
Hari ini, Martunis menyatakan kesediaannya menjadi duta relawan untuk pengurangan risiko bencana dan aksi kemanusiaan global. Ia akan berbicara pada dunia dan bekerja bersama relawan global, berbagai organisasi kemanusiaan, membawa suara korban bencana ke panggung global. “Saya ingin dunia tahu bahwa bencana bukan hanya statistik. Di balik angka-angka itu ada manusia, ada cerita, ada harapan yang hancur, namun selalu ada jalan Tuhan” ujarnya dengan nada penuh empati.
Apa yang membedakan Martunis dari banyak aktivis lainnya adalah sudut pandangnya sebagai seorang penyintas. Ketika ia berbicara tentang pemulihan, ia melakukannya dengan pemahaman mendalam tentang rasa kehilangan. Ketika ia membahas mitigasi bencana, ia tentu akan melakukannya dengan dorongan untuk memastikan bahwa tidak ada anak lain yang harus mengalami penderitaan seperti yang ia dan penyintas alami.
Seiring dengan meningkatnya bencana perubahan iklim, Martunis tentunya akan memperluas fokusnya. Ia nantinya akan melakukan kampanye dan advokasi untuk mitigasi dampak bencana dan perubahan iklim, menghubungkan isu ini dengan pengalaman komunitasnya yang rentan terhadap bencana alam.
Membangun Warisan Harapan
Martunis menyadari bahwa perannya sebagai duta kemanusiaan global adalah tanggung jawab kemanusiaan. Ia tetap rendah hati. Tapi bagi banyak orang, Martunis adalah simbol harapan dan ketangguhan.
Di Aceh, di mana tsunami meninggalkan luka mendalam, nama Martunis menjadi pengingat bahwa dari kehancuran, sesuatu yang indah dapat lahir. Dari seorang penyintas kecil yang terapung di laut, kini ia berdiri tegak sebagai duta relawan global, membawa pesan tentang kemanusiaan dan masa depan yang lebih baik.
Sebagaimana Martunis, dapat kami sampaikan Global Volunteers Gathering memiliki komitmen untuk menyampaikan: “Dunia ini saling terhubung, dan tugas kita adalah memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang ditinggalkan ketika bencana melanda.”
Kisah Martunis Ronaldo adalah bukti bahwa di tengah kehancuran sekalipun, ada harapan yang dapat membawa perubahan nyata. Ia telah menjadi suara bagi mereka yang terlupakan, memastikan bahwa penderitaan tidak hanya diingat tetapi juga menjadi pemicu untuk tindakan nyata. Insya Allah.